Daun Kratom, Tanaman Herbal Indonesia yang Dikecam Amerika

Indonesia terkenal dengan kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai obat herbal, diantaranya adalah daun kratom. Daun kratom berasal dari pohon keluarga kopi hijau tropis yang tumbuh di tanah Kalimantan ( kratom wholesale us ).

Keberadaan daun kratom kini juga telah menyebar ke seluruh dunia. Daun kratom dalam dunia medis dapat digunakan sebagai pereda nyeri dan sebagai pengganti opioid. Secara tradisional, masyarakat Kalimantan menganggap tanaman dengan nama latin Mitragyna speciosa ini sebagai anugerah dari Tuhan yang dapat digunakan untuk menunjang kehidupan.

Suka tidak suka, daun yang biasa dikenal dengan daun ketum bisa digunakan untuk membersihkan berbagai penyakit seperti diare dan memberi energi. Namun daun ini bisa berbahaya jika dikonsumsi dalam dosis besar karena mengandung alkaloid, mitraginine, dan bahan lain yang dapat menimbulkan efek penenang dan adiktif. Efek lain, kratom dapat memiliki efek penarikan, kejang, gagal ginjal, dll.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS melaporkan dari South China Morning Post pada 10 Oktober 2019 bahwa lebih dari 130 orang meninggal karena overdosis opioid setiap hari. Satu kasus serupa terjadi di Florida, di mana seorang perawat ditangkap karena pasiennya meninggal di dalam mobilnya. Penelitian menunjukkan bahwa pasien tertidur setelah mengonsumsi dua bungkus bubuk kratom.

Di Indonesia, jamu ini tergolong obat psikotropika golongan 1 seperti heroin dan kokain. Orang yang menyalahgunakan narkoba dihukum maksimal 20 tahun penjara.

Namun, Badan Narkotika Nasional (BNN) mengumumkan bahwa mereka saat ini melapor ke Departemen Kesehatan untuk memperbaiki klasifikasi kratom sebagai obat golongan 1. “Kratom sepuluh kali lebih berbahaya daripada kokain atau mariyuana,” kata Yunis Farida Oktoris Triana, petugas rehabilitasi BNN.

Berdasarkan data American Kratom Association, estimasi populasi penduduk Amerika sebagai pengguna daun kratom mencapai 15,6 juta per Juni 2019. Mengingat dampaknya, Badan Pengendalian Narkotika AS. pantau penggunaan kratom ini, dan beberapa kota di Amerika dan eropa juga telah melegalkan daun kratom.

Pohon Uang Bagi Petani

Selain efek baik dan buruknya, penjualan daun kratom kini marak juga di Indonesia. Banyak pihak menjualnya melalui internet dan mengemasnya dalam teh bubuk. Berkat omzet yang tinggi, petani pun meraih hasil yang sama.

Iksan Maulana, seorang umat paroki yang tinggal di Tuana Tuha, sebuah desa di Kalimantan Timur yang menanam daun kratom, mengatakan dalam sehari dia bisa mendapatkan Rp400.000 dengan memetik 200kg daun kratom.

“Saya kepanasan karena memancing sepanjang hari, tapi saya tidak tahu berapa banyak yang bisa saya dapatkan. Meski masih terkena sinar matahari (memanjat pohon) tidak separah memancing. Kademba (sebutan lokal untuk daun kratom) itu seperti pohon uang, “kata Iksan.

Kesuburan daun berkisar dari Januari hingga Mei. Konon hingga 300 petani bisa mendapatkan 50 ton daun kratom per bulan. Tak bisa dipungkiri, keuntungan dari hasil ini mencapai satu triliun rupiah.

Sauqani melihat peluang tersebut, seorang warga setempat, dan memutuskan untuk membudidayakan pohon ini. Ia mengatakan, bisnis kratom sangat menjanjikan karena bisa dijual dengan harga tinggi dan siklus produksinya cepat.

“Kami bisa memanen daunnya hanya delapan bulan setelah tanam. Mereka lebih cepat dari tanaman lain seperti kelapa sawit yang butuh waktu enam tahun untuk panen, ”kata Sauqani.

Sebelumnya, warga Kalimantan tidak mengetahui bahwa daun kratom bisa dikonsumsi sebagai obat. Mereka hanya menggunakan kulit kayu agar ibunya bisa menyeduh dan minum setelah melahirkan agar proses penyembuhannya lebih cepat. Namun setelah mendapat informasi bahwa daunnya banyak diminati di luar negeri, mereka pun menjadi penanam daun kratom.

Sauqani menanggapi pernyataan BNN bahwa kratom harus diklasifikasikan sebagai obat dan menyatakan keprihatinan tentang bisnisnya di masa depan.

“Kami menjamin kepada pemerintah bahwa kratom tidak disalahgunakan di Indonesia. Jika kratom disalahgunakan di Amerika, itu bukan kesalahan petani Indonesia. Jelas menyebabkan kanker dan serangan jantung daripada rokok, tetapi masih over-the-counter.” Kratom perlu diperlakukan seperti itu. Kata Sauqani.