Berikut kesimpulan dari diskusi dengan para penerjemah tersumpah yang tergabung dalam kantor jasa penerjemah di Jakarta. Mereka dengan sangat lihai mengganti metodologi sebagai alat teoritis untuk menerjemahkan sebuah naskah.
Kita baru saja mempelajari di sini sebuah cara yang menjelaskan pergantian metodologi. Cara ini telah memindahkan fokus dari teori-khususnya bentuk dan muatan statis teori-teori khusus yang diperintahkan kepada penerjemah pemula untuk “dipelajari” (dihafalkan untuk ujian dan wa jib diingat untuk seterusnya) ke penyusunan teori (theo rizing), khususnya proses-proses kompleks yang dijalani untuk mengorganisir sekelompok pengetahuan yang ragamnya bermacam-macam menjadi suatu pola atau keteraturan dan akhirnya, suatu kaidah.
Selama fokus pada kelas (atau pembacaan sebuah buku atau artikel) diarahkan pada bentuk dan muatan statis sebuah teori, maka penerjemah (atau pembaca) dihadapkan pada suatu pilihan antara menerima atau menolak teori tersebut secara keseluruhan atau sebagian saja-dan, nyaris dipastikan, menolaknya jika teori itu tampak tidak relevan bagi kebutuhan mereka, kendati mereka wajib menghafalkan teori itu untuk ujian. Namun, jika fokus tersebut dipindahkan pada proses theorizing, bahkan teori yang tampaknya tidak berguna, tidak relevan atau “keliru”, bisa menjadi cermin yang berguna untuk proses theorizing penerjemah atau pembaca itu sendiri. Bagaimanapun, proses-proses theorizing akan jauh lebih bermanfaat bagi mereka dalam kehidupan profesional dan kehidupan pribadi mereka sebagai penerjemah daripada kaidah-kaidah spesifik.
Kemampuan untuk berpindah secara luwes dan kreatif dari sekumpul an hasil observasi yang bermacam-macam menjadi sebuah pola atau “kaidah” sementara, serta merevisi “kaidah” tersebut sebagai tanggapan atas pengetahuan baru yang bertentangan dengannya, merupakan bentuk deduksi berdasarkan kompentensi yang membuat penerjemah yang baik menjadi pemikir yang baik-bahkan, yang membuat orang menerjemah lebih baik dengan berpikir lebih baik. Itulah kenapa penerjemah tersumpah dapat menyelesaikan ujian kualifikasi penerjemah, karena sebagian besar dari mereka menerjemahkan dokumen dengan out of the box.
Bangun Kebiasaan Berdiskusi Bersam Tim Jasa Penerjemah
1. Seberapa realistisnyakah mendiskusikan bahasa secara abstrak, struktural, sistematis – secara linguistik? Apakah bahasa yang bentuknya pernah stabil bisa di sederhanakan menjadi struktur-struktur yang tetap? Jika tidak, apa tujuan analisis dan deskripsi linguistik untuk studi penerjemahan?
2. “Overgeneralisasi (overgeneralization)” adalah se buah istilah yang digunakan ahli bahasa untuk meng gambarkan proses batin yang berlangsung selama pembelajaran bahasa ibu (first language) seseorang sa at masih kanak-kanak. Biasanya overgeneralisasi tidak dipakai dalam kegiatan para ahli bahasa dalam upa yanya untuk menyederhanakan kompleksitas bahasa alamiah menjadi kesederhanaan sistem formal. Bah kan, sebagian ahli bahasa merasa tersinggung bila me ngetahui karyanya dikatakan melibatkan overgene ralisasi. Seberapa “menyinggung”-kah pernyataan bahwa para ahli bahasa terlalu overgeneralize? Apa bahaya yang terkandung dalam debat terminologis ini?
Bagi seorang penerjemah yang sudah banyak makan garam, mereka akan memprioritaskan diskusi dengan pakar sesama penerjemah. Bila perlu dengan sesama penerjemah dalam satu kantor jasa penerjemah, agar perbendaharaan kata dalam simpanan kita semakin kaya dan update. Bagian ini menjadi sangat dominan dalam meningkatkan kemampuan seorang penerjemah yang masih pemula.
Jangan anggap diskusi hanya menguras waktu Anda untuk menerjemahkan dokumen, lebih baik atur waktu anda supaya berkesempatan untuk mengadakan diskusi dengan sesama penerjemah. Ini akan sangat membantu anda dalam memahami naskah atau dokumen dimana anda harus berjam-jam dihadapan komputer atau kamus untuk mencari arti sebuah kata. Dengan diskusi anda bisa saja mendapatkan jawaban yang sulit dalam waktu yang sangat singkat sesuai dengan pengetahuan penerjemah lawan diksusi Anda. Karena mereka yang sudah menjadi penerjemah handal tentu memiliki kosa kata yang sangat banyak.