memahami kalimat inti
Inti kalimat adalah bagian dari unsur terpenting kalimat, yang terdiri dari subjek (unsur penting), predikat (unsur penting), objek (unsur tambahan), dan pelengkap (unsur tambahan). ). Oleh karena itu, sebelum memahami esensi sebuah kalimat, kita harus mengetahui terlebih dahulu bahwa sebuah kalimat setidaknya terdiri dari subjek dan predikat. Agar lebih jelas, Anda dapat memahami contoh berikut.
Minggu pagi (waktu tambahan)
Dita (tema)
datang (predikat)
Ke Gelora Bung Karno (deskripsi lokasi)
Lari pagi (suplemen).
Baca Juga : Jurnal Sinta 2
Kalimat inti dari contoh ini adalah Dita (subjek) to come (predikat). Sedangkan kalimat inti adalah kalimat yang strukturnya berasal dari klausa utama. Artinya, jika ditelaah lebih dalam, kalimat inti memiliki kemiripan dengan klausa utama, karena tidak hanya kalimat inti, tetapi juga alur dan sebagainya.
- S—P—Pel
- S—P—O
- S—P
Dengan kata lain, kalimat inti terdiri dari subjek dan predikat saja, sedangkan kalimat inti terdiri dari subjek dan predikat dan elemen lainnya (objek, kata keterangan, atau pelengkap). Juga, inti kalimat tergantung pada jenis atau jenis kalimatnya, misalnya kalimat intransitif (kalimat yang tidak memerlukan objek) harus memiliki pelengkap dan transitif (kalimat yang membutuhkan objek). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa klausa utama, meskipun tidak semua, memiliki struktur yang sama dengan klausa utama. Misalnya,
Kalimat inti: Dita sedang memasak. (S-P)
Inti dari pepatah: Dita adalah nasi goreng. (S-P-O)
Kalimat inti: Ibu menjual. (S-P)
Inti dari kalimat ini: Ibu menjual rumah. (S-P-O)
Cara menentukan inti kalimat
Secara umum, penentuan inti kalimat merupakan salah satu pertanyaan yang paling sering diajukan setelah membaca, menarik kesimpulan, dan ide pokok kalimat yang valid dalam beberapa soal tes tertulis berbasis komputer (UTBK). Anda dapat menentukan inti kalimat dalam beberapa cara, dan seterusnya.
- Pertama-tama, pahami dengan cermat kalimat yang Anda inginkan, dan temukan dengan cermat inti kalimatnya, sehingga Anda dapat menggambarkannya dengan kata-kata Anda sendiri. Ini karena kalimatnya biasanya kompleks.
- Pastikan terlebih dahulu bahwa kalimat minimal harus terdiri dari subjek dan predikat. Yang mengatakan, Anda harus memahami bahwa beberapa aturan mengharuskan subjek tidak dapat didahului oleh preposisi (dari, ke, di, untuk, di, untuk, dll.), Konjungsi (karena, bahkan jika, karena, meskipun, sementara, jadi, tetapi, dll.) atau Adverb (dengan). Misalnya,
– Mahasiswa yang belum mengisi formulir pengambilan baju wisuda, silahkan menuju ruang persatuan mahasiswa jurusan.
for adalah preposisi, digunakan sebelum frase nomina mahasiswa yang belum mengisi gaun kelulusan sebagai subjek. Agar sesuai dengan topik, kata untuk harus dihilangkan.
Selain subjek, predikat juga harus dipastikan tidak didahului oleh konjungsi, karena tidak boleh berupa predikat. Misalnya,
– Ibu yang memasak lumpia basah pagi ini.
Konjungsi yang mengarah ke kalimat, yang sebelumnya memiliki predikat dalam kata-kata yang sudah dikenal, tidak dapat menjadi predikat.
Perbedaan Antara Kalimat Inti dan Kalimat Inti
Meskipun sangat mirip namanya, ada perbedaan antara kalimat inti dan kalimat inti karena sering digunakan sebagai bahan untuk menulis pertanyaan. Itulah perbedaannya.
- Bibian benar-benar belajar bahasa Inggris di teras rumah. (S—MOP—P—K)
Kalimat inti: belajar dengan perbandingan. (S-P)
Inti dari kalimat ini: Bibian benar-benar belajar bahasa Inggris. (S-P-MOP)
- Seorang wanita berbaju kamboja merah sedang membacakan buku cerita untuk anaknya. (MENAKUTI)
Kalimat inti: Seorang wanita membacakan untuk anaknya. (S-P-O)
Catatan: Unsur objek dimasukkan karena kalimat tersebut merupakan kalimat bertipe intransitif (kalimat yang membutuhkan objek).
- Bianca telah berlatih menari sejak pagi. (K—S—P—MOP)
Kalimat inti: Bianca sedang berlatih. (S-P)
Kata kunci: Bianca berlatih menari (S-P-Mop)
- Ternyata banyak alumni perguruan tinggi yang lulus dengan nilai sangat baik, bahkan dengan predikat sangat memuaskan, kesulitan mencari pekerjaan. (K—S—MOP—P—O)
Kalimat inti: Banyak lulusan perguruan tinggi kesulitan mencari pekerjaan. (S-P-O)
Kalimat inti: Banyak lulusan perguruan tinggi sulit mencari pekerjaan. (S-P-O)
- Nenek berjubah putih menunggu orang lain dari sore.
Kalimat inti: Nenek sedang menunggu. (S-P)
Subjek kalimat: Nenek sedang menunggu. (S-P-O)
- Setelah pertimbangan tim, Bambang terpilih sebagai kapten tim nasional futsal SMAN 99 Jakarta meskipun melakukan pelanggaran berlebihan.
Kalimat inti: Saya tetap memilih Bambang. (S-P)
Inti kalimatnya: Bambang tetap terpilih sebagai kapten (S—P—pelengkap).